Rabu, 21 November 2012

Pemanfaatan Sampah Organik


Dalam kehidupan sehari-hari, manusia pasti berinteraksi dengan sampah. Di rumah, jalan, pasar, atau dimanapu berada, dalam berbagai macam wujudnya akan ditemui sampah.
Sampah merupakan konsekuensi dari aktivitas manusia. Setiap aktivitas manusia pasti menghasilkan sampah. Jumlah atau volume sampah yang ada sebanding dengan tingkat konsumsi terhadap barang atau material yang digunakan sehari-hari. Demikian juga dengan jenis sampah, sangat tergantung dari jenis barang atau material yang dikonsumsi.
Berbicara tentang sampah adalah berbicara masalah. Banyak masalah-masalah yang ditimbulkan oleh sampah, diantaranya yaitu pencemaran udara, karena baunya yang tidak sedap, kesan jijik, mengganggu nilai estetika, pencemaran air yaitu apabila membuang sampah sembarangan, misalnya di sungai, maka akan membuat air menjadi kotor dan berbau. Sampah dapat juga menjadi sumber penyakit, bila terdapat sampah yang sudah membusuk dan sampah tersebut dihingapi lalat, kemudian lalat tersebut hinggap ke makanan padahal sudah membawa wabah penyakit, maka akan membuat orang yang memakan makanan tersebut terserang penyakit. Demikian juga bila sampah menyumbat saluran-saluran air yang menyebabkan ada genangan, genangan air itu dapat menjadi sarang nyamuk dan tempat tumbuh bakteri-bakteri penyebab timbulnya penyakit. Selain masalah tadi, sampah dapat juga sebagai salah satu penyebab bencana, misalnya bencana banjit, sampah yang dibuang di sungai bisa menyebabkan sungai sempit, sehingga ketika musim hujan datang, sungai tersebut tidak dapat menampung air dalam jumlah besar dan mengakibatkan air meluap dan terjadilah banjir.
Untuk itu manusia sebisa mungkin harus bisa mengurangi penggunaan barang atau material agar sampah yang dihasilkan juga tidak terlalu banyak. Ketika membuang sampah sebaiknya dipilah-pilah antara sampah organik dan anorganik karena sampah yang tercampur merusak dan mengurangi nilai dari material yang mungkin masih bisa dimanfaatkan lagi. Bahan-bahan organik dapat mengkontaminasi atau mencemari bahan-bahan yang mungkin masih bisa didaur ulang dan racun dapat menghancurkan kegunaan dari keduanya.

Upaya Mengurangi Jumlah atau Volume Tumpukan Sampah yang Banyak
Sampah, yaitu sesuatu yang dianggap sangat menjijikkan, berbau tidak sedap dan kotor. Sampah sering ditemukan di mana-mana dan sangat mengganggu pemandangan serta mencemari lingkungan. Kebanyakan sampah merupakan buangan dari aktifitas manusia dan manusia pasti tidak dapat lepas dari sampah. Sampah dengan jumlah yang relatif terbatas mungkin pengaruhnya tidak akan begitu terasa. Akan tetapi, seiring dengan dinamika masyarakat yang senantiasa berkembang dari waktu ke waktu dimana meningkatnya jumlah penduduk dan kebutuhannya termasuk di dalamnya, sudah pasti volume sampah dan segala akibat yang terasa juga akan berubah. Namun, terdapat kesalahan dalam pembuangan sampah. Yaitu upaya penanganan sampah masih dititikberatkan pada upaya penyingkiran, bukan pada upaya pemanfaatan kembali, sehingga banyak terlihat tumpukan-tumpukan sampah.
Seperti yang telah dijelaskan bahwa manusia memang tidak dapat lepas dari sampah, tetapi masih ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi jumlah atau volume tumpukan sampah agar tidak terlalu banyak, diantaranya yaitu:
 Mengurangi; sebisa mungkin melakukan minimalisasi barang atau· material yang dipergunakan. Semakin banyak menggunakan barang atau material, semakin banyak sampah yang akan dihasilkan.
 Memakai kembali; apabila membeli barang sebisa mungkin memilih· barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari memakai barang-barang yang hanya sekali pakai langsung dibuang. Hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum akhirnya menjadi sampah.
 Mendaur ulang; barang-barang yang sudah tidak berguna lagi dapat· didaur ulang. Tidak semua barang dapat didaur ulang, namun saat ini sudah banyak industri yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain.
 Mengganti; teliti barang-barang yang dipakai sehari-hari. Gantilah· barang-barang yang hanya bisa dipakai sekali saja dengan barang yang lebih tahan lama. Diharapkan juga agar memakai barang-barang yang lebih ramah lingkungan. Misalnya, mengganti kantong kresek dengan keranjang bila berbelanja, dan sebisa mungkin jangan menggunakan styrofoam untuk tempat makanan.


Pemanfaatan Sampah
            Sekarang ini orang-orang hanya menganggap bahwa sampah adalah sumber pencemaran lingkungan yang apabila tidak dikelola dengan baik akan mengakibatkan pengotoran lingkungan, pencemaran air, tempat tumbuh bibit penyakit, dan banyak masalah lainnya. Inilah pemaknaan sampah pada posisi sebagai limbah. Pemaknaan tersebut memang tepat, akan tetapi pemaknaan yang hanya menganggap sampah sebagai limbah tersebut membuat berbagai tindakan penanganan yang diambil terasa kurang tepat. Upaya penanganan sampah hanya dengan penyingkiran, bukan dengan upaya pemanfaatan kembali. Padahal apabila upaya pemanfaatan kembali tersebut dilakukan, selain menciptakan kebersihan juga menciptakan sisi ekonomis dari sampah tersebut.
Upaya pemanfaatan kembali dilakukan dengan cara mengolah sampah menjadi barang lain atau bentuk lain untuk manfaat lain, istilah lainnya yaitu daur ulang. Namun, salah satu kesulitan mengolah sampah yang ada di pembuangan limbah adalah karena sampah campur aduk menjadi satu. Oleh karena itu, untuk mempermudah proses pengolahan sampah yang akan dibuang harus dipilah-pilah terlebih dahulu, yaitu dipisahkan antara sampah organik dan sampah anorganik.
Sampah organik dan anorganik, seperti yang sudah dijelaskan pada kajian teori merupakan penggolongan sampah berdasarkan asalnya. Pengertian sampah organik adalah sampah yang berasal dari makhluk hidup, contohnya yaitu daun-daunan, sampah dapur, sampah dari pasar-pasar tradisional, peternakan, dan pertanian. Sedangkan sampah anorganik adalah sampah yang bukan berasal dari makhluk hidup atau barang yang dibuat secara kimiawi, sintetik, atau dengan kata lain tidak alami. Alasan mengapa sampah harus dipilah-pilah adalah agar tiap bagian dapat dikomposkan atau didaur ulang secara optimal. Selain itu, apabila sampah organik dan anorganik tercampur maka akan merusak dan mengurangi nilai dari material yang mungkin masih bisa dimanfaatkan kembali. Bahan-bahan organik dapat mengkontaminasi atau mencemari bahan-bahan yang mungkin masih bisa didaur ulang dan racun dapat menghancurkan kegunaan dari keduanya.


Pemanfaatan Sampah Organik
            Sampah organik dapat digolongkan lagi menjadi sampah yang bisa didaur ulang dan yang tidak dapat didaur ulang. Contoh sampah yang bisa didaur ulang yaitu kertas. Kertas-kertas yang sudah digunakan dan tidak terpakai lagi, koran dan kardus-kardus bekas dapat dibuat menjadi kertas yang dapat dimanfaatkan kembali., misalnya menjadi kertas buram. Kertas-kertas tersebut dapat juga dimanfaatkan untuk bahan dalam pembuatan barang-barang kerajinan seperti patung, bingkai foto, dan lain sebagainya.
Sedangkan, sampah organik yang tidak dapat didaur ulang contohnya yaitu sisa makanan, sayur-sayuran, daun-daunan, buah-buahan, kotoran ternak, ampas tebu, dll. Kelihatannya sampah-sampah tersebut sudah tidak dapat dimanfaatkan lagi dan dibiarkan menumpuk dan membusuk. Padahal sebenarnya sampah jenis ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan kompos/pupuk organik atau sumber bahan organik tanah dalam meningkatkan produktivitas pertanian, untuk pembuatan vermi kompos (pengomposan dengan cacing), dan dapat juga dijadikan makanan ternak untuk mengembalikan nutrisi-nutrisi yang ada ke tanah. Solusi lain yaitu dengan menerapkan teknologi anerobik untuk menghasilkan biogas. Sampah organik juga merupakan bahan pembuatan bioethanol.